Bedah sesar
(bahasa Inggris: caesarean section atau cesarean section dalam
Inggris-Amerika), disebut juga dengan seksio sesarea (disingkat dengan sc)
adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di
perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah
caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak
memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur
persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang
beranggotakan spesialis kandungan, anak, anastesi serta bidan.
SEJARAH
CAESAR
Pada 1316,
Robert II dari Skotlandia dilahirkan dengan bedah caesar, ibunya Marjorie
Bruce, kemudian meninggal. Bukti pertama mengenai ibu yang selamat dari bedah
sesar adalah di Siegershausen, Swiss tahun 1500: Jacob Nufer, seorang pedagang
babi, harus membedah istrinya setelah proses persalinan yang lama. Prosedur
bedah sesar di waktu lampau mempunyai angka kematian yang tinggi. Di Britania
Raya dan Irlandia, angka kematian akibat bedah sesar pada 1865 adalah 85%.
Beberapa penemuan yang membantu menurunkan
angka kematian antara lain:
- Pengembangan prinsip-prinsip asepsis.
- Pengenalan prosedur penjahitan rahim oleh Max Sänger pada 1882.
- Bedah sesar extraperitoneal dilanjutkan dengan sayatan mendatar rendah (Krönig, 1912).
- Perkembangan teknik anestesi.
- Transfusi darah.
- Antibiotik.
Pada 5 Maret 2000, Inés Ramírez melakukan bedah caesar
pada dirinya sendiri dan berhasil mempertahankan nyawanya dan juga bayinya,
Orlando Ruiz Ramírez. Ia dipercaya sebagai satu-satunya wanita yang melakukan
bedah caesar pada dirinya sendiri.
Bedah
caesar dilakukan di Kahura, Uganda. Sebagaimana diamati oleh R. W. Felkin tahun
1879.
ETIMOLOGI
Ada beberapa unsur yang dapat menjelaskan asal kata
"caesar". Istilah dapat diambil dari kata kerja bahasa Latin caedere
yang berarti "membedah". Dengan demikian "bedah caesar"
menjadi gaya bahasa retoris.
Istilah yang mungkin diambil dari pemimpin Romawi kuno
Julius Caesar yang disebut-sebut dilahirkan dengan metode tersebut. Dalam
sejarah, hal ini sangat tidak memungkinkan karena ibunya masih hidup ketika ia
mencapai usia dewasa (bedah caesar tidak mungkin dilakukan pada masa tersebut
terkait dengan teknologi yang tidak mendukung), tetapi legenda tersebut telah
bertahan sejak abad ke-2 SM.
Hukum Romawi yang menjelaskan bahwa prosedur tersebut
perlu dilakukan pada ibu hamil yang meninggal untuk menyelamatkan nyawa sang
bayi. Hal ini dikenal dengan istilah lex caesarea, sehingga hukum Romawi
mungkin menjadi asal usul istilah ini. Secara umum, istilah "bedah
sesar" merupakan gabungan dari hal-hal tersebut di atas. Kata kerja caedo
dalam kalimat a matre caesus ("membedah ibunya") digunakan pada masa
Romawi untuk mendeskripsikan operasi tersebut.
JENIS BEDAH CAESAR
Ada
beberapa jenis bedah sesar:
- Jenis klasik yaitu dengan melakukan sayatan vertikal sehingga memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi jenis ini sudah sangat jarang dilakukan hari ini karena sangat berisiko terhadap terjadinya komplikasi.
- Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum dilakukan pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya pendarahan dan cepat penyembuhannya.
- Histerektomi caesar yaitu bedah caesar diikuti dengan pengangkatan rahim. Hal ini dilakukan dalam kasus-kasus dimana pendarahan yang sulit tertangani atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.
- Bentuk lain dari bedah caesar seperti bedah sesar ekstraperitoneal atau bedah sesar Porro.
- Bedah sesar berulang dilakukan ketika pasien sebelumnya telah pernah menjalan bedah sesar. Umumnya sayatan dilakukan pada bekas luka operasi sebelumnya.
Di
berbagai rumah sakit, khususnya di Amerika Serikat, Britania Raya, Australia
dan Selandia Baru, sang suami disarankan untuk turut serta pada proses
pembedahan untuk mendukung sang ibu. Dokter spesialis anastesi umumnya akan
menurunkan kain penghalang ketika si bayi dilahirkan agar orang tua si bayi
dapat melihat bayinya. Rumah sakit di Indonesia umumnya tidak memperbolehkan
adanya orang lain turut serta waktu persalinan dengan bedah sesar termasuk sang
suami.
INDIKASI
CAESAR
Dokter
spesialis kebidanan akan menyarankan bedah sesar ketika proses kelahiran
melalui vagina kemungkinan akan menyebabkan risiko kepada sang ibu atau si
bayi. Hal-hal lainnya yang dapat menjadi pertimbangan disarankannya bedah sesar
antara lain:
- proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan normal (distosia)
- detak jantung janin melambat (fetal distress)
- adanya kelelahan persalinan
- komplikasi pre-eklampsia
- sang ibu menderita herpes
- putusnya tali pusar
- risiko luka parah pada rahim
- persalinan kembar (masih dalam kontroversi)
- sang bayi dalam posisi sungsang atau menyamping
- kegagalan persalinan dengan induksi
- kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau vakum)
- bayi besar (makrosomia - berat badan lahir lebih dari 4,2 kg)
- masalah plasenta seperti plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), placental abruption atau placenta accreta)
- kontraksi pada pinggul
- sebelumnya pernah menjalani bedah caesar (masih dalam kontroversi)
- sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan perineum (oleh proses persalinan sebelumnya atau penyakit Crohn)
- angka d-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom antibodi antifosfolipid
- CPD atau cephalo pelvic disproportion (proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas, sehingga persalinan terhambat)
- Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal (hidrosefalus)
- Ibu menderita hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)
Harap diingat bahwa institusi yang berbeda dapat memiliki pendapat yang berbeda pula mengenai kapan suatu bedah sesar dibutuhkan. Di Britania Raya, hukum menyatakan bahwa ibu hamil mempunyai hak untuk menolak tindakan medis apapun termasuk bedah sesar walaupun keputusan tersebut berisiko terhadap kematiannya atau nyawa sang bayi. Negara lain memiliki hukum yang berbeda mengenai hal ini. Lihat pula mengenai bedah caesar berdasarkan permintaan.
RESIKO
Data statistik dari 1990-an menyebutkan bahwa kurang dari 1 kematian dari 2.500 yang menjalani bedah caesar, dibandingkan dengan 1 dari 10.000 untuk persalinan normal. Akan tetapi angka kematian untuk kedua proses persalinan tersebut terus menurun sekarang ini. Badan kesehatan Britania Raya menyebutkan risiko kematian ibu yang menjalani bedah caesar adalah tiga kali risiko kematian ketika menjalani persalinan normal. Akan tetapi, adalah tidak mungkin untuk membandingkan secara langsung tingkat kematian proses persalinan normal dan proses persalinan dengan bedah caesar karena ibu yang menjalani pembedahan adalah mereka yang memang sudah berisiko dalam kehamilan.
Bayi
yang lahir dengan persalinan bedah sesar seringkali mengalami masalah bernapas
untuk pertama kalinya. Sering pula sang bayi terpengaruh pengaruh obat bius
yang diberikan kepada sang ibu.
SUMBER
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bedah_sesar
http://id.wikipedia.org/wiki/Bedah_sesar
0 komentar:
Post a Comment