Angry Birds -  Red Bird

Tuesday, June 14, 2011

CONTOH PROPOSAL



Pembaca sekalian.....
Apa kabar ???? Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan contoh dari Prosposal yang telah saya jelaskan pada entry sebelumnya.

Selamat membaca yah...



DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PROGRAM PASCASARJANA

RANCANGAN TESIS

Diajukan oleh :
Nama : Ardhi Prabowo
NIM : 4101504011
Program Studi : Pendidikan Matematika

A. Judul

Cooperative Learning dan Analisis Sikap dalam Upaya Mengurangi Tingkat Kenakalan Siswa SMK Sebagai Sarana Peningkatan Kualitas Lulusan SMK (Studi Kasus Siswa Jurusan Teknik Bangunan SMK di Jawa Tengah)

B. Pendahuluan

Berdasarkan informasi dari beberapa guru SMK di Semarang mengatakan bahwa sebagian besar siswa SMK sangat sulit dikendalikan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa banyak yang bertindak sekeinginan hatinya. Kenyataan yang terjadi saat ini, ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan oleh siswanya sendiri.
Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum berhasil untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara guru kelas dan dosen, sampailah pada suatu intuisi bahwa pada umumnya dalam belajar, siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menyenangkan. Tetapi permasalahan tidak berhenti pada hal itu saja. Konsep menyenangkan antara guru dan siswa SMK sangatlah berbeda dan sangat sulit untuk dapat dipertemukan kedua konsep tersebut sehingga permasalahan tersebut tetap saja berlangsung sampai dengan saat ini.
Dengan permasalahan tersebut, yang terjadi saat ini adalah rendahnya hubungan antar personal guru dengan siswa SMK. Guru hanya mementingkan tugas mengajar tanpa mengikutsertakan tugas membimbingnya. Dan siswa pun akhirnya menjadi acuh tak acuh, sehinga proses pendidikan yang terjadi di sekolah menjadi sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya permasalahan tersebut dapat diduga bahwa akhirnya pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Outhred & Michelmore dalam Silberman (2001) bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep untuk memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Pendidikan yang diberikan selama sekolah seakan-akan menjadi sia-sia. Mereka hanya secara formalitas bersekolah hanya untuk mendapat uang saku, dan akhirnya orientasi mereka bersekolah pun menjadi lain. Sikap seperti inilah yang kemudian dilampiaskan kepada tawuran dan hal-hal negatif lain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa siswa SMK mudah untuk melakukan tawuran. Tanpa ikatan yang kuat dari sekolah bukan hal yang mustahil jika setiap hari terjadi perkelahian di sebuah SMK.
Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu penelitian yang menerapkan suatu strategi pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Selain itu juga perlu dilakukan sebuah penelitian yang mengukur sikap siswa dan guru dalam pembelajaran. Penelitian ini difokuskan kepada siswa dan guru SMK jurusan teknik bangunan.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan yang telah diuraikan dalam pendahuluan dapat dirumuskan sebagai berikut.
Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK?
Bagaimanakah cara meningkatkan minat siswa SMK untuk belajar?
Untuk menjawab permasalahan tersebut akan di jawab melalui penelitian dengan berdasarkan pada refleksi awal (keadaan sebelum penelitian dilakukan).
Selanjutnya permasalahan yang ada diuraikan dalam pertanyaan sebagai berikut.
a. Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK?
b. Metode pembelajaran yang bagaimanakah yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat siswa SMK dalam proses pembelajaran dalam kelas?
c. Bagaimanakah hubungan guru dan siswa SMK yang seharusnya?

D. Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan dilakukan kegiatan sebagai berikut.
Untuk memecahkan masalah pertama dilakukan dengan mengadakan diskusi antar pihak yang terkait di luar siswa yang bersangkutan, kemudian dirumuskan pemecahannya. Selain itu dilakukan penelitian kualitatif yang menganalisis sikap siswa dan hubungannya dengan guru di kelas.
Untuk memecahkan masalah kedua akan digunakan strategi pembelajaran kooperatif, di mana dalam metode ini dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
Untuk memecahkan masalah ketiga peneliti akan menggunakan analisis sikap guru dan siswa. Guru dan siswa diberikan angket untuk mengetahui sejauhmana sikap guru terhadap siswa dan sebaliknya sejauhmana sikap siswa terhadap guru kelasnya. Dengan analisis sikap ini nantinya akan dapat dirumuskan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif
Dalam strategi pembelajaran perlu dikembangkan suatu strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar aktif . Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya (Ibrahim, 2000). Diharapkan dengan adanya kerjasama ini siswa keterampilan untuk belajar bersama dari siswa meningkat dan harapannya pula kemampuan siswa juga meningkat. Menurut Ibrahim (2000) unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
(1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.
(2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya
(3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
(4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
(5) Sisa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
(6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhksn keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
(7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki cirri-ciri; (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda, (4) penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat siswa SMK dalam pembelajaran di kelas, selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sikap guru dan siswa SMK di propinsi Jawa Tengah. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah terwujudnya sebuah rumusan penyelesaian mengenai apa yang harus dikerjakan oleh sekolah, guru dan siswa serta stakeholder dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan SMK khususnya Jurusan Teknik Bangunan.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi.
(1) Siswa dapat meningkat kemampuannya dalam pembelajaran di kelas,
(2) dengan menjadi tim peneliti, maka akan membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran,
(3) memberikan suatu contoh model pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif,
(4) menumbuhkan minat guru untuk memecahkan masalah melalui penelitian tindakan kelas,
(5) meningkatkan hubungan kerja sama antara BLPT, LPTK dan Sekolah Mengengah Kejuruan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

H. Metode Penelitian

Penelitian ini direncanakan dalam 12 (enam) sekolah di 6 (enam) kota dan dilakukan sebanyak tiga siklus yang masing masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, implementasi, observasi dan evaluasi, refleksi.
(1) Siklus 1
a. Perencanaan
Dalam tahap ini direncanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut (kegiatan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peneliti):
· menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif,
· membentuk kelompok-kelompok siswa ( direncanakan dalam satu kelompok terdiri dari 5 siswa), dengan menunjuk seorang siswa sebagai ketuanya,
· menyiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada masing-msing kelompok,
· menyiapkan materi pelajaran yang kontekstual,
· menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes, pedoman observasi , dan pedoman wawancara.
b. Implementasi
Dalam tahap ini apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disusun. Pelaksanaan tidak mengganggu kegiatan di sekolah, karena urutan materi berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah berlaku di Sekolah tersebut.
c. Observasi dan Evaluasi.
Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, hasil wawancara dan hasil tes, maka tahap berikutnya dapat dilaksanakan.
d. Refleksi
Setelah hasil observasi, wawancara, dan hasil tes dianalisis secara kolaboratif oleh semua anggota penelitian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi apakah pembelajaran berhasil. Apabila hasil belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan maka penelitian diputuskan untuk dilanjutkan pada siklus kedua.
(2) Siklus 2
Siklus kedua dilakukan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik dan berakhir pada siklus pertama. Adapun tahapan pada siklus kedua juga sama dengan tahapan yang ada pada siklus 1. Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil pada siklus pertama.
a) Perencanaan
a. Menyempurnakan rencana pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif,
b. Memperbaiki bentuk kelompok-kelompok siswa,
d. Menyiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada masing-msing kelompok,
e. Memperbaiki cara mengajar guru,
f. Memperbaiki alat evaluasi yang berupa tes, pedoman observasi , dan pedoman wawancara.
b) Implementasi
Dalam tahap ini apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan akan dilaksanakan seuai dengan jadwal yang dibuat. Pelaksanaan tidak mengganggu kegiatan di sekolah, karena urutan materi berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah ada di Sekolah. Pelaksanaan pembelajaran diadakan perbaikan sesuai dengan hasil pada siklus sebelumnya.
c) Observasi dan Evaluasi.
Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir siklus kedua diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, hasil wawancara dan hasil tes, maka tahap berikutnya dapat dilaksanakan.
d) Refleksi
Setelah hasil observasi, wawancara, dan hasil tes dianalisis secara kolaboratif oleh semua anggota penelitian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi apakah pembelajaran berhasil. Apabila hasil belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan maka penelitian diputuskan untuk dilanjutkan pada siklus ketiga.
(3) Siklus 3
Siklus ketiga dilakukan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik dan berakhir pada siklus kedua. Adapun tahapan pada siklus ketiga juga sama dengan tahapan yang ada pada siklus sebelumnya. Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil pada siklus kedua.
a. Perencanaan
b. Menyempurnakan rencana pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
· Memperbaiki bentuk kelompok-kelompok siswa.
· Menyiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada masing-msing kelompok
· Memperbaiki soal cerita yang kontekstual dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.
· Memperbaiki bentuk kartu gambar yang yang telah dihasilkan.
· Menyiapkan kertas yang menarik untuk membuat poster oleh siswa, beserta alat-alat tulis yang lainnya.
· Memperbaiki alat evaluasi yang berupa tes, pedoman observasi , dan pedoman wawancara.
c. Implementasi
Dalam tahap ini apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan akan dilaksanakan seuai dengan jadwal yang dibuat. Pelaksanaan tidak mengganggu kegiatan di sekolah, karena urutan materi berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah ada di Sekolah. Pelaksanaan pembelajaran diadakan perbaikan sesuai dengan hasil pada siklus sebelumnya.
d. Observasi dan Evaluasi.
Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir siklus ketiga diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, hasil wawancara dan hasil tes, maka tahap berikutnya dapat dilaksanakan.
e. Refleksi
Setelah hasil observasi, wawancara, dan hasil tes dianalisis secara kolaboratif oleh semua anggota penelitian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi apakah pembelajaran berhasil. Apabila hasil belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan maka penelitian diputuskan untuk dilanjutkan pada siklus ketiga. Apabila sudah sesuai dengan yang diharapkan maka penelitian selesai.

I. DAFTAR PUSTAKA

Arronson, E. 2000. Jigsaw in 10 Easy Steps. Original website of elliot Arronson ; www.Jigsaw.org diambil pada Minggu, 5 Desember 2004.
Blosser, P. 1992. Using Cooperative Learning in Science Education. (e-journal) dalam http://www.stemworks.org/Bulletin/SEB92-1.html diambil padda Minggu, 5 Desember 2004.
Dirjen Dikdasmen. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas.
Ibrahim, M. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT. Gramedia.
Silberman, Mel, 2001. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif। (terjemahan Sarjuli dkk): Yogyakarta: Yappendis.

Sumber : Google.com

0 komentar:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates